(Fanfiction)You’re not my wife !!! CHAPTER 2









Annyeong. Ini fanfiction pertamaku lho.. di baca ya. Aku mohon banget kasi masukan atau kritik. Aku butuh itu. Coz aku pingin bikin ff lg yang buaaannyyaakk.. buat Oppadeul…
Gomawo chinggu yaa…



Cast = Kang-In, Lee Yeon-Ah, Hyun-Joo
Genre = Romantic



Yeon-Ah POV
Hari pernikahanku tiba. Aku tidak bertemu dengan Young-Woon lagi sejak malam itu. Seminggu kemudian, tepatnya hari ini kami menikah. Aku sudah siap.
Semua yang kuperlukan sudah lengkap. Tinggal hitungan menit aku akan melepas status singleku.

Gaun  ini, aku sangat menyukainya. Aku memang memimpikan hal ini. Aku menggunakan gaun pengantin yang cantik. Aku terus bercermin melihat diriku yang kusukai. Tapi bukankah impianku menggunakan gaun seperti ini pada saat akan mengikat janji dengan Namja yang kucintai? Aku tidak mencintai Young-Woon. Tapi aku tahu kalau aku harus mencintainya.

Apa aku suatu saat nanti akan mencintainya? Bukankah ia orang yang baik. Aku menganggukan kepala. Aku yakin suatu saat nanti aku akan mencintainya sebagai suami.

Aku akan bersyukur dengan yang ada padaku sekarang. Aku akan menjadi seorang Istri yang baik dan akan bahagia dengan suamiku.

“Yeon-Ah, waktunya sudah tiba”

“Ne Aboji.” Jawabku sambil berjalan kea rah Aboji ku dan melingkarkan tanganku di lengannya.

Aku memasuki sebuah Gereja yang sangat megah. Hiasannya sungguh elegan. Aku tidak heran dengan ini semua. Orang tuaku selalu membelikan segala sesuatu yang termahal.

Namun bagiku itu seperti sia-sia saja. Akan sama saja rasanya jika membeli yang lebih murah. Aku cukup gugup. Ini moment yang sangat indah bagi semua orang. Karena ini hanya akan terjadi 1x.

Pernikahanku dengan Young-Woon berjalan dengan sangat lancar. Tidak banyak yang datang karena ini acara khusus. Aku yakin Aboji tidak akan sembarangan mengundang orang.
Hanya orang-orang penting sajalah yang akan diundangnya. Tak ada satupun wartawan yang masuk. Benar-benar pernikahan yang eksklusif. Resepsi pernikahan juga sangat mewah. Entah berapa yang Aboji habiskan untuk ini. Aku merasa ini benar-benar pemborosan.


Aku yakin kalau besok berita pernikahanku ini akan muncul di halaman awal Koran. Bukan hanya karena aku adalah anak pengusaha besar dan Young-Woon adalah member Super Junior, tapi mungkin akan dimuat bahwa ini pernikahan termahal sekorea. Entahlah. Aku tak peduli itu. Aku sangat lelah sekarang. Dan aku yakin Young-Woon juga begitu.


Setelah acara selesai, aku mengganti gaunku dengan pakaian biasa dan kami berpamit untuk pulang. Mulai hari ini aku akan pindah ke Full House. Eomma telah mengirim semua barangku ke sana. Jadi aku tidak perlu repot mengemasinya. Aku hanya akan membawa tubuhku ke sana.

Eomma dan Aboji juga berkata pada Young-Woon seolah-olah menyerahkanku padanya. Aku tak kuasa menahan tangis dan memeluk Eomma. Eomma juga menangis bersama denganku. Tapi ia member banyak nasihat padaku.

“Aboji akan berhenti mengurus Yeon-Ah. Mulai sekarang kau harus mentaati Young-Woon sebagai suamimu dan pengganti Aboji. Soal bulan madu, Aboji serahkan pada kalian.”

Aku  terkejut mendengar kata bulan madu. Aku menoleh ke Young-Woon. Dia ternyata sedang menatap ke arahku. Senyumnya itu. Dia tersenyum seperti Kyu-Hyun. Senyum evil. Aku tahu dia seperti ini pasti karena ada kata bulan madu dari yang Aboji katakan.

Dasar. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Aku mengerutkan bibirku dan meolototi Young-Woon.

“Kalau begitu Appa dan Eomma pulang dulu. Kalian beristirahatlah.”

Aku mencium pipi Eomma ku dan merekapun pergi. Setelah member hormat dengan membungkuk. Aku kembali menatap kearah Young-Woon. ‘anni, sekarang aku adalah istri Young-Woon. Aku sepenuhnya miliknya. Apa yang dikatakan Aboji itu benar Young-Woon berhak sepenuhnya atas diriku. Aku harus mematuhinya. Ne. tentu saja aku akan melakukan semua yang diinginkannya. Termasuk jika dia ingin berhubungan intim denganku. Aku kan sudah berjanji menjadi istri yang baik’

Aku mengembangkan senyum evil ala Kyu-Hyun juga pada Young-Woon.

‘Ne, aku akan melakukan semua itu. Tapi itu nanti. Ketika aku sudah mencintaimu. Tidak untuk sekarang. Jadi, selama aku belum mencintaimu, kau tidak boleh melakukan apapun padaku. Dilarang menyentuh sedikitpun. Awas kalau kau berani’
Ucapku dalam hati.

Tanpa terasa aku sudah di dalam mobil menuju Full House.

“Wae geuraeyo?”

Tanpa terasa aku sudah ketawa begitu keras. Itu karena pikiranku tadi. Aku segera menutup mulutku dengan tangan. Dan berusaha menghentikan tawaku.

Sampai di Full House. Aku langsung menuju kamar Ji-Eun Unnie. Aku mengganti pakaianku dan langsung bergegas tidur. Aku sangat lelah.



Aku membuka mataku. Sinar matahari membuatku silau.
Aku keluar untuk mengambil minum. Aku sangat haus. Sebelumnya aku melihat jam.
Jam 10. Aku terlambat bangun hari ini. Itu pasti karena aku sangat lelah.

Aku menuruni tangga dan menuju dapur. Aku melihat Young-Woon sedang duduk di meja makan. Aku mengambil minum dari lemari es dan mendekati Young-Woon.

“Kau sudah bangun?”

“Tentu saja. Bukankah aku ada di sini sekarang. Berapa lama lagi aku harus kelaparan?”

“Eh??” Tanyaku heran. Ah benar. Sekarang akulah yang harus memasak. Biasanya ketika aku bangun tidur. Sudah ada makanan di meja makan.

“Ah,, geurae. Mianhae Young-Woon ssi. Aku lupa kalau aku harus menyiapkan makanan. Apa kau buru-buru? Tunggu sebentar ya.”

Aku segera mandi dan membuatkannya makanan. Tidak banyak yang bisa kumasak. Hanya kimchi dan sup. Aku jarang sekali memasak. Dan aku juga ragu dengan rasa masakanku.

Aku duduk di hadapan Young-Woon. Dengan wajah yang sangat penasaran, aku menunggu Young-Woon memakannya dan memberitahuku bagaimana rasanya.

Aku mencondongkan tubuhku pada Young-Woon. Aku melihatnya mencoba masakanku.

“Eotteokhe?”

“Bisa dimakan”

Mwo? Apa begitu buruk rasanya. Tapi ekspresinya cukup mengkhawatirkan.
Aku berdiri dari kursi dan menghampiri Young-Woon. aku mengambil sendoknya dan mencicipinya.

Weeaakzzz… apa ini. Terasa bukan sup. Aku mengerutkan kening seperti sedang memakan buah mangga muda. Rasanya sungguh menakutkan. Aku mengambil mangkuk sup itu dan akan kubuang semua. Tapi tangan Young-Woon menahan tanganku.

“Gwaenchana. Aku akan memakannya. Jangan di buang.”

“Ya !! bagaimana bisa kau memakan masakan ini? Ini sangat buruk. Sebaiknya kita memesan makanan saja.”

Young-Woon mengambil mangkuk sup tersebut. Dan meletakkannya di meja.

“aku akan memakannya. Bukankah ini masakan pertama istriku?”

“Ehh??” aku menatapnya dengan heran.

Young-Woon tetap memakannya. Aku kembali duduk di kursiku. Aku melihat Young-Woon yang begitu lahap dengan masakan mengerikanku tadi. aku berdiri dan mengambilkan minum untuknya. Aku rasa ia sangat membutuhkannya sekarang. Aku mendekatinya dan meletakkan gelas minuman di mejanya. Aku menoleh ke arahnya.

“Young-Woon ssi, gwaenjhanayo? Jeongmal?”

“Ne, Geurom.” Jawabnya dengan senyum yang tulus.

Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu saat sedang menyantap makanan mengerikan itu. Aku kembali duduk.

Habis. Dia benar-benar menghabiskannya. Aku memiringkan kepalaku pertanda heran.
Dia bangkit dari kursi dan mengambil kunci mobil yang sudah ada di meja. Lalu memakai jaketnya. Aku mengikutinya sampai ke pintu.

Sebelum dia pergi. Ia membalikkan badan dan berkata sesuatu yang membuatku sedikit terkejut.

“Nanti siang kau pergilah untuk kursus memasak. Aku tidak mau menghabiskan masa hidupku dengan hanya memakan kimchi dan sup setiap hari.”

Ia mengatakannya dengan sedikit tertawa. Itu membuatku tidak tersinggung. Sangat memalukan jika seorang Yeoja ketahuan tidak bisa memasak. Aku menepuk dadanya yang bidang sambil memasang tampang sebal

“Ya!! Kau ini menyebalkan.”

Dia tersenyum dan keluar memasuki mobilnya. Ia membunyikan klaksonnya dan melajukan mobilnya. Aku melambaikan tanganku.


Kemana aku harus kursus?
Aku masuk ke dalam, meraih telepon rumah dan berusaha menghubungi Seo-Ha. Dia adalah salah satu teman dekatku. Aku kuliah bersama dengannya. Aku juga menghabiskan waktu menganggurku dengannya.

Jujur saja aku setelah kuliah tidak bekerja. Aku bingung ingin bekerja di mana. Mungkin ini yang membuatku kurang memiliki teman. Aku terlihat sangat manja di mata mereka. Tapi itulah kenyataannya. Umurku memang sudah dewasa. Tapi sebenarnya aku belum dewasa. Aku belum bisa tegas dalam memutuskan apa yang harus kulakukan. Aku kurang bisa mengatur diriku sendiri.

Ah, kembali ke Seo-Ha.

“Yeobosseo” terdengar suara Seo-Ha di seberang sana.

“Seo-Ha ya, bisakah kau membantuku?”

“Ne, ada apa Yeon-Ah?”

“Kau tahu kalau aku baru saja menikah. Dan kau tahu aku tidak bisa memasak. Young-Woon memintaku untuk kursus memasak. Apa kau tahu dimana aku bisa menemukan tempat itu?”

Hanya terdengar suara tawa yang sangat lepas. Wae? Apanya yang lucu? Mengapa Seo-Ha tertawa?

“Ya!! Choi Seo-Ha… apa yang kau tertawakan?” suaraku terdengar sedikit berteriak karena aku takut suaraku tidak terdengar karena tawanya yang keras.

“Ah,, Anni. Mianhae. Hmm. Aku lupa kalau kau tidak bisa memasak. Aku ingin melihat ekspresi Young-Woon ssi saat bicara padamu. Dan ekspresimu saat mendengarnya”

“Ya!! Seo-Ha.. berhenti menggodaku”

“Ah, geurae. Ibuku punya kenalah tempat seperti itu. Akan aku akan sms alamatnya padamu. Berjuanglah Yeon-Ah. Hahahahahaa ”

“Ne,, gomawo chingu ya…”

Aku menutup telepon dan bergegas menuju kamar. Aku berganti pakaian dan menelepon supir untuk menjemputku di sini. Aku mendatangi tempat itu dan mulai belajar memasak hari ini juga.


Aku menghabiskan banyak waktu. Sekitar 5 jam. Aku sangat lelah. Sudah pukul 18.00. aku ingin sekali pulang. Tempat kursus ini menyenangkan. aku bisa datang kapanpun aku mau. Bayarannya di hitung per sekali datang. Jadi aku tidak harus dipatok dengan jadwal. Tapi berhubung ketidakbisaanku terhadap memasak sangatlah parah, aku akan mendatanginya setiap hari sampai aku benar-benar bisa membuat makanan yang layak dimakan.

Aku sampai di rumah dengan sedikit lesu. Menghabiskan waktu 5 jam untuk mengenali berbagai macam sayuran dan cara mencucinya. Aku hanya ingin bisa memasak seperti Yeoja biasa. Bukan akan menjadi seorang koki. Kurasa aku belajar terlalu berlebihan.

Saat sampai di depan rumah. Aku melihat mobil Young-Woon sudah ada. Sepertinya ia sudah pulang. Aku segera masuk. Kutemukan sosok Young-Woon sedang di dapur.

Apa yang ia lakukan? Apa ia lapar? Ya Tuhanku. Apa ia tidak membeli makanan di luar? Apa ia masih ingin mencoba masakanku seperti yang tadi pagi? Aku berjalan cepat menghampirinya dengan berkacak pinggang.

“Ya!! Young-Woon ssi. Apa yang kau lakukan di sini? apa kau lapar? Dan akan memintaku memasakkan makanan lagi untukmu?”

“Anni. Aku sedang ingin memasak. Malam ini biar aku yang memasak”

“Ne?? Jeongmal?? Kau bisa memasak?”

“Tentu saja. Sudah, naik dan mandilah. Dan bersiaplah untuk memakan masakan Korean #1 handsome guy” ssenyum evilnya terlihat.

Aku mendesah pelan. Namja ini membuatku semakin kecil. Seakan tak memiliki kemampuan apapun. Aku mengembungkan pipiku tanda kecewa.
Aku mandi dan membuang semua lelah. Aku turun ke dapur untuk melihat pekerjaan Young-Woon.

Saat menuruni tangga aku sudah mencium aroma wangi. Aku menghampiri Young-Woon yang sudah siap dengan masakannya. Aku duduk berhadapan dengannya. Dan menyantap makanan yang di masak oleh ‘korean #1 handsome guy’.

Tak bisa dipungkiri. Masakannya sungguh enak. Apakah ada waktu baginya untuk belajar memasak? Bukankah Super Junior itu sangat sibuk. Aku menghabiskan makananku.

“Enak sekali. Bagaimana kau bisa memasak makanan seenak ini?”

“Sudah kubilang. Cucilah piringnya.”

“Ne”


Hari-hari berlalu. Sudah 1 bulan aku tinggal dengan Young-Woon. dia sangat baik. Aku nyaman sekali dengannya. Hari-hari kami jalani dengan senang. Aku sudah bisa memasak sekarang. dan aku juga rutin memasak untuknya. Dan kurasa masakanku sudah hampir mendekati rasa masakannya Young-Woon.

Aku menyukainya. Aku mengasihinya. Tapi kurasa itu belum cukup bagiku untuk berkata kalau aku mencintainya. Aku nyaman dengannya. Tapi aku tidak yakin apa aku mencintainya. Aku memang bahagia bila di dekatnya. Tapi aku tidak yakin kalau ini adalah cinta. Aku masih canggung jika berdekatan dengannya.

Pernah suatu kali kami menonton film bersama di rumah. Film yang romantic. Tiba-tiba Young-Woon menggenggam tanganku dan hendak menciumku. Aku langsung menghindar dengan alasan kakiku terjepit. Aku sungguh merasa belum siap berdekatan dengannya. Aku jauh lebih suka seperti sekarang. tapi apakah Young-Woon juga berpikir sama denganku? Semoga begitu.

Jujur saja sejak kejadian Young-Woon berusaha menciumku. Perlakuannya terhadapku sedikit berubah. Apa dia marah? Tapi kurasa tidak. Ia akan segera kambali seperti dulu. Aku yakin itu. Ia orang yang baik.


Aku sedang merenung di ayunan sekitar Full House. Hari ini tanggal 24 Desember. Bukankah biasanya Hyun-Joo Oppa akan datang mengajakku pergi? Aku merindukannya.
Sudah setahun aku tidak bertemu dengannya. Biasanya aku selalu menantikan hari besok. Dimana aku dan Oppa akan menghabiskan Natal bersama.

Tapi bagaimana dengan besok? Apa ia sudah mendengar bahwa aku sudah menikah? Dia ada di Negeri yang berbeda denganku. Ada kemungkinan bahwa ia tidak tahu. Tapi bagaimana kalau dia tahu? Aku sangat ingin bertemu dengannya. Dia akan menjauhiku jika ia tahu bahwa aku sudah menikah. Tanpa terasa aku meneteskan air mata. Ponselku bunyi. Ada pesan. Aku membukannya

From = Hyun-Joo Oppa
Yeon-Ah ya.. kau sedang apa sekarang? apa sudah makan? Oppa sudah tiba di Seoul.^^

Omo. Ige mwoya. Baru saja aku memikirkannya. Dia langsung menghubungiku. Aku senang. Aku tersenyum dan dengan cepat membalas.

To = Hyun-Joo Oppa
Ne, aku sedang duduk di ayunan. Ne, aku sudah makan Oppa. Bagaimana dengan Oppa ? apa Oppa sudah makan?

From = Hyun-Joo Oppa
Ne, Oppa sudah makan. besok Oppa akan menjemputmu jam 11. Bagaimana?

To = Hyun-Joo Oppa
Anni. Kita bertemu di Caffe biasa saja ya. Jam 11.^^

From = Hyun-Joo Oppa
Ne. see you. Bogoshipeoyo.

To = Hyun-Joo Oppa
Na du.

Aku tersenyum puas. Hatiku terobati sekarang. Aku masuk ke dalam rumah dan melihat Young-Woon sedang menonton acara komedi. Dia tertawa dengan lepas. Aku juga ingin ikut tertawa dengannya dan membagi kebahagiaanku dengannya. Tapi aku teringat sesuatu.

Bukankah yang kulakukan dengan Hyun-Joo Oppa itu seperti selingkuh? Aku sudah menjadi Istri orang. Tapi mengapa aku masih mencintai orang lain?

’mianhae Young-Woon ssi. Aku tak bermaksud selingkuh darimu. Aku sangat merindukannya. Aku harus menemuinya besok’

Aku bangun dengan perasaan yang sangat senang. Aku mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin. Tentu saja sebelumnya aku memasakkan sarapan untuk Young-Woon ssi. Aku datang ke ke Caffe dimana aku berjanji akan bertemu dengan Hyun-Joo Oppa.


Aku melihatnya. Aku melihat sosok yang sangat kurindukan. Aku menghampirinya dan ia langsung memelukku. Hangat. Sangat hangat. Rasanya aku ingin menangis sekarang. aku terlalu merindukannya. Dengan ini aku bisa pastikan kalau Hyun-Joo Oppa belum mengetahui tentang penikahanku.

Aku pergi ke tempat yang indah. Kami ke taman hiburan. Kami menghabiskan waktu dengan sangat bahagia. Orang yang melihat kami pasti mengira kami pasangan kekasih. Ya. Aku senang dengan Hyun-Joo yang romantis. Ia begitu mempesona di mataku. Aku benar-benar ingin memilikinya.

Sudah sore. Tapi aku sama sekali tidak merasa lelah. Aku bahagia sekali. Aku duduk di taman dengan Hyun-Joo Oppa. Aku nenyandarkan kepalaku pada bahu Oppa. Sangat nyaman seperti ini. Aku hanya bisa mendapatkannya di hari Natal. Tiba-tiba tubuh Oppa bergerak dan ia mendekatkan wajahnya padaku. Aku menoleh dan merasakan sesuatu yang lembut menyentuh wajahku kemudian bibirku. Oppa menciumku. Bibirnya sangat lebut. Aku jarang berciuman dengan Oppa. Bisa dihitung. Ini ke 3 kalinya dari kami kenal. Aku menikmati perlakuannya dan membalas ciumannya. Kami berciuman tanpa mempedulikan keadaan lingkungan kami. Aku tak bisa berpikir apapun sekarang. aku terlalu terhanyut oleh Hyun-Joo Oppa.


Young-Woon POV

Saat sedang mengendari mobil aku melihat seorang yang kurasa itu adalah Yeon-Ah. Ia tidak sendiri. Ada seorang Namja yang mengandeng tangannya. Aku mematikan mesin mobilku dan keluar dari mobil.

Aku mengikuti mereka untuk mengetahui apa yang mereka lakukan dan siapa Namja itu. Setelah lebih jelas, aku ingat siapa Namja itu. Itu adalah sunbaeku dulu. Ia pernah berpacaran dengan Yeon-Ah. Aku ingat itu. Dia adalah Namja yang membuatku cemburu setengah mati. Karena dulu aku menyukai Yeon-Ah. Begitu juga dengan sekarang. aku masih mencintainya. Sebenarnya perasaan itu sudah hampir hilang. Andai saja aku tidak bertemu lagi dengannya. Tak tahu apa rencana Tuhan, Ia mempertemukanku dengan Yeon-Ah malah untuk menikah.

Tapi, apa yang dilakukannya dengan Istriku? Apa selama ini mereka masih berhubungan?

Aku terus mengikutinya. Mereka bermesraan di taman. Hampir saja aku menghampiri mereka. Tapi, apa ini? Namja itu mencium Yeon-Ah. Hatiku memanas. Apa ini? Bagaimana bisa ia mencium Yeoja yang sudah mempunyai suami? Dan bagaimana Yeon-Ah bisa membalas ciumannya?

Mataku terbelalak. Tanganku terkepal kuat. Aku benar-benar marah. Mereka keterlaluan.
Aku kembali ke dalam mobil dan melajukannya dengan sangat kencang. Pikiranku kalang kabut. Melihat adegan itu darahku bergejolak. Ingin sekali kubunuh Namja itu. Tapi aku masih bisa berfikir jernih. Aku sudah pernah mempunyai urusan dengan polisi. Aku tidak ingin mengulangi kesalahanku. Semenjak selesai wamil aku telah bisa menjaga emosiku.


Yeon-Ah POV
Ponselku bergetar. Ada telepon dari Young-Woon.

“Neo Eodiya” suara Young-Woon mengagetkanku. Mengapa ia terlihat marah.

“Ah, aku di taman Sebelah Caffe Che Che”

“Tunggu di situ aku akan menjemputmu”

“Ah, Young-Woon ssi ??” bagaimana ini? Jika Young-Woon tahu. Aku akan dalam bahaya.

“Hyun-Joo Oppa, aku harus segera pergi. Aku akan menghubungimu nanti. Kau pulanglah sekarang”

“Ne? mengapa buru-buru? Bagaimana jika ku antar pulang?”

“Ah, anni. Jhebal sekarang kau pulanglah.” Kataku sambil mendorong tubuh Namja yang kusuka.

“ya, baiklah. Aku akan menghubungimu lagi nanti malam. Annyeong Yeon-Ah” katanya sambil meninggalkan caffe.

Aku bergegas keluar caffe dan duduk di salah satu bangku. Menunggu Young-Woon.



TBC…

Semoga ga lama lagi ada chapter selanjutnya. Aku sudah menyelesaikan semua ini. Jadi tinggal posting. Oww iya. Kunjungi blog aku ya. @ kangjehoonhearts.blogspot.com
Gomawo.. ^^ di tunggu commentnya…


0 komentar:

Posting Komentar